Type Here to Get Search Results !

Tips Supaya Bisa Lebih Cepat Berbicara Bahasa Arab

Tips Supaya Bisa Lebih Cepat Berbicara Bahasa Arab      

            (Teguh, 2010) mengatakan bahwa “ ..language is a means of communication. Bahasa adalah alat komunikasi.’’ . dan dikatakannya pula (2010:5) bahwa “ ..Language is a set of skills ..” maksudnya bahwa bahasa adalah seperangkat keterampilan. Keterampilan itu berada dalam ranah motorik atau gerak. Maksudnya disini bahwa kalau kita ingin cepat berbicara bahasa, bahasa apapun itu maka kita harus bergerak atau praktik dan memiliki keterampilan.
Di dalam Bahasa Arab ada empat keterampilan atau disebut juga Maharah yaitu:
1.      Maharah Al-istima’ (keterampilan menyimak)
Hermawan (2011: 130) berpendapat bahwa menyimak merupakan salah satu keterampilan reseptif yang harus menjadi unsur dahulu dikuasai oleh pelajar. Karena secara alamiah manusia memahami bahasa orang lain lewat pendengaran, maka dalam pandangan konsep tersebut keterampilan berbahasa Asing yang harus didahulukan adalah menyimak.
Dengan menyimak maka siswa tidak akan merasa aneh lagi dengan kalimat yang pernah di simaknya. Menyimak bisa didapat diberbagai media misalkan menyimak rekaman percakapan yang telah diberikan oleh guru, dan menyimak dengan baik ketika guru berbicara di depan kelas, menyimak radio Arab, televisi Arab, maupun lagu-lagu Arab.
2.      Maharah Al-kalam (keterampilan berbicara)
Menurut Hermawan (2011:140) bahwa dalam keterampilan berbicara ini ada yang disebut dengan latihan komunikatif. Latihan komunikatif lebih mengandalkan kreativitas para pelajar . Dan dalam hal ini keterlibatan guru secara langsung mulai dikurangi untuk memberi kesempatan kepada siswa mengembangkan kemampuannya.
Hermawan (2011: 140-142) juga mengatakan bahwa dalam latihan komunikatif ini adanya tahapan-tahapan.
Pertama, percakapan kelompok (al-hiwar jama’i). percakapan ini dilakukan dengan dibagi beberapa kelompok dan setiap kelompok membicarakan apa yang mereka dengar dari rekaman yang diberikan oleh guru. Dan guru berkeliling ke setiap kelompok untuk mengawasinya. Dan setelah selsai guru mendiskusikan rekaman tersebut baik mengenai isinya, pola, intonasi dan sebagainya.
Kedua, bermain peran (al-tamsil) pada aktivitas ini guru memberikan tugas peran tertentu yang harus dilakukan oleh para pelajar, siswa diberi peran yang sesuai dengan tingkat penguasaan bahasanya. Misalnya guru memberi tugas kepada siswanya untuk memperagakan ketika dia kepasar dan menghampiri seorang pedagang, apa yang akan dia ucapkan. Misalnya percakapan yang dilakukan adalah sebagai berikut : 
            Ketiga, praktik ungkapan sosial (tathbiq al-ta’ribat al-ijtima’iyyah). Ungkapan sosial ini merupakan perilaku sosial yang diucapkan secara lisan dalam komunikasi, misalnya memberi hormat, mengungkapkan rasa kagum, ucapan selamat dan sebagainya. Contoh :
Semoga berhasilمع النّجاح :   
 Alangkah indahnya baju ini ما اجمل هذا الثوب !:
 Selamat hari raya idul fitri اهنّىًك بعيد الفطر المبارك :
            Keempat, praktik lapangan (al-mumarasah fi al-mujtama’) praktik lapangan adalah berkomunikasi dengan penutur asli di luar kelas. Misalnya ketika kita pergi ke suatu tempat yang disana sering ditemukan orang asli Arab maka kita mencoba untuk bercakap-cakap dengannya. Atau misalnya ketika sekolah atau instansi lain mendatangkan penutur asli arab maka itu bisa menjadi kesempatan siswa untuk mempraktikan percakapannya.
3.      Maharah Al-qiroo’ah (keterampilan membaca).
Hermawan (2011: 143) Keterampilan membaca adalah kemampuan mengenali dan memahami isi sesuatu yang tertulis dan melafalkan atau mencernanya di dalam hati. Membaca hakekatnya adalah proses komunikasi antara penulis dan pembaca yang di dalamnya ada hubungan kognitif antara bahasa lisan dengan bahasa tulis.  
Dalam makna lebih luas membaca tidak hanya terpaku kepada kegiatan melafalkan dan memahami makna bacaan dengan baik, yang melibatkan unsur kognitif dan psikomotorik, namun labih dari itu menyangkut penjiwaan atas apa yang dibaca. Jadi pembaca yang baik adalah pembaca yang mampu berkomunikasi secara intim dengan bacaan, ia bisa gembira, marah, kagum,sedih dan sebagainya sesuai dengan gelombang isi bacaan. Peran guru disini yaitu guru sering memberikan teks berbahasa arab kepada siswa supaya siswa berusaha untuk mengamati dan memahaminya.
4.      Maharah Al-kitabah (keterampilan menulis)
Keterampilan menulis ini yaitu keterampilan mengungkapkan pikiran gagasan dalam sebuah tulisan. Di dalam Bahasa Arab sering dikenal dengan yang namanya imlak, khot dan insya’.  
Yang dimaksud dengan imlak yaitu siswa menulis apa yang yang dikatakan oleh gurunya, tentunya dengan cara perlahan jadi guru membacakan suatu kalimat dengan intonasi yang sesuai dengan panjang pendeknya huruf, makroj hurufnya supaya siswa bisa menulis dengan benar dan mengatahui artinya.
Khat yaitu kesenian dalam menulis, Bahasa Arab identik dengan tulisannya. Khat juga merupakan kategori menulis yang tidak hanya menekankan kepada rupa ataupun bentuk-bentuk huruf. Tetapi juga menyentuh aspek-aspek estetika. Maka tujuan dari pembelajarn khat ini yaitu supaya siswa terampil menulis huruf dan kalimat Bahasa Arab dengan benar dan indah.
Sedangkan Insya’ adalah kategori menulis yang berorientasi kepada pengekspresian pokok pikiran berupa ide, pesan, perasaan dan sebagainya ke dalam bahasa tulisan, bukan visualisasi bentuk atau rupa huruf, kata, atau kalimat saja. Maka wawasan pengalaman pengarang sudah mulai dilibatkan.
Dalam pembelajarannya. (Hermawan, 2011)  membagi Insya’  menjadi dua bagian, yaitu:
1.                   Mengarang terpimpin (insya’al-muwajjah) , maksudnya membuat kalimat atau paragraph sederhana dengan bimbingan tertentu berupa pengarahan, contoh, kalimat yang tidak lengkap dan sebagainya. Mengarang terpimpin ini disebut juga dengan mengarang terbatas, juga di torehkan di dalamnya seperti merubah kalimat aktif menjadi pasif, kalimat berfi’il madhi menjadi fi’il mudhore’ dan sebagainya.
2.                   Mengarang bebas (insya’ al- hurr), maksudnya membuat kalimat dengan bebas tanpa ada pengarahan, contoh,kalimat yang tidak lengkap dan sebagainya.
Disini siswa diberi kebebasan untuk mengekspresikan pikirannya tentang suatu hal tertentu, baik itu menceritakan kehidupannya, curhat ataupun mengarang untuk bahan berpidato misalnya.(Fitria)

Tags

Posting Komentar

0 Komentar