Type Here to Get Search Results !

Topik 2: Nakiroh Ma'rifah

Topik 2: Nakiroh Ma'rifah 

Bismillahirrahmanirrahim.
Pada topik 1: telah dibahas secara sepintas pembagian jenis kata dalam bahasa Arab, dimana kata dalam bahasa Arab hanya dibagi 3, yaitu kata benda (isim), kata kerja (fi'il), dan kata tugas (harf). Contoh yang dipakai menggunakan surat Al-Baqaroh ayat 1 - 2. Pada topik kali ini akan dibahas mengenai topik kata benda, mengenai kata benda telah diketahui, dan kata benda belum diketahui.

Baiklah, kita mulai saja.

Pada topik 1, ada penanya (syukron atas pertanyaannya), yang menanyakan kalau memang kata benda (isim) dalam bahasa Arab, sangat tergantung pada jenis kelamin kata (apakah perempuan atau laki-laki), maka bagaimana cara menentukan apakah kata benda ini berjenis laki-laki (male), atau berjenis perempuan (female).

ambil contoh:
ذلك كتاب
dzalika kitaabun = itu (sebuah) kitab. Adalah struktur kalimat yang benar. Karena kata dzalika (berjenis laki-laki), kitaabun (berjenis laki-laki).

ذلك شجرة
dzalika syajaratun = itu (sebuah) pohon. Adalah struktur kalimat yang salah. Karena kata dzalika (berjenis laki-laki), sedangkan pohon (berjenis perempuan).

تلك شجرة
tilka syajaratun = itu (sebuah) pohon. Inilah kalimat yang benar, karena dua-duanya merupakan kata benda berjenis perempuan.

Lalu bagaimana mengetahui suatu isim termasuk berjenis laki-laki atau perempuan?

Untuk kata benda penunjuk (isim isyaroh) spt "ini", "itu", maka tidak ada cara kecuali dihapalkan saja. Wah repot dong.... Gak juga, kata dalam kelompok ini tidak begitu banyak spt:
ذلك
dzalika = itu (laki-laki)
تلك
tilka = itu (perempuan)
هذا
hadzaa = ini (laki-laki)
هذه
hadzihi = ini (perempuan)

Mengenalkan Teman
Bayangkan disebelah anda Ada, Febrianti dan Sutanto. Kemudian datang teman lain yang belum kenal Febrianti dan Sutanto, maka Anda akan berkata:
هذا Sutanto (hadzaa Sutanto), هذه Febrianti (hadzihi Febrianti). Ini Sutanto, ini Febrianti.

Untuk kata benda alam (isim alam) seperti mobil, kantor, perpustakaan, buku dll, maka cara yang paling mudah adalah dengan melihat apakah ada ta marbutoh ة atau ـة (ta tertutup) pada akhir katanya. Jika ada ta marbutoh, maka kata ini termasuk jenis perempuan.

Contoh:
شجرة syajaratun = pohon
بقرة baqoratun = sapi betina
فاطمة fatimah = nama orang

Ada beberapa tanda-tanda lain (yang lebih jarang muncul) untuk isim alam jenis perempuan, tetapi pada kesempatan kali ini kita hanya tampilkan satu yaitu adanya ta marbutoh. Tanda ini paling sering muncul.

Nakiroh dan Ma'rifah

Sekarang kita masuk ke topik baru. Pada saat kita baca ذلك الكتاب dzalika al-kitaabu (buku itu), kata buku كتاب (kitaabu) ditambahkan AL (الـ) menjadi الــكتاب (al-kitaabu), penambahan AL ini maksudnya adalah menjadikan suatu kata benda menjadi sesuatu yang diketahui (definitif), sama halnya dalam bahasa Inggris, untuk memberitakan sesuatu yang sudah diketahui ditambah THE.

Misalkan:
I read a book أقرأ كتابا aqra-u kitaaban
I read the book أقرأ الكتاب aqra-u al-kitaaba

Pada contoh pertama, si pendengar belum mengetahui buku apa yang dimaksud oleh si pembicara. Sedangkan pada contoh kedua si pembicara yakin si pendengar sudah sama-sama tahu buku apa yang sedang dia baca.

Pada contoh pertama, kata kitaab disebut nakiroh (artinya belum definitif, belum diketahui oleh yang mendengar object yang jelas). Sedangkan pada contoh kedua disebut ma'rifah (definitif) yang artinya pembicara yakin pendengar tahu secara pasti (definitif) object mana yang disebut.

Kembali ke surat Al-Baqaroh:
ذلك الكتاب dzaalika al-kitaabu

maka kitaab (buku) disini ma'rifah, artinya pembaca ayat ini diasumsikan sudah tahu kitaab apa yang dimaksud. Dzalika Al-kitaabu = buku itu, atau bisa dibaca buku (yang kalian sudah tahu tentangnya) itu. Menurut tafsir, maksud dari "buku itu" adalah Al-Quran itu sendiri.

Demikian pembahasan ringkas Ma'rifah dan Nakiroh. Insya Allah akan kita lanjutkan lagi pada minggu ini atau minggu depan. Jika ada yang ingin dikomentari, ditanyakan, memberikan usulan, atau perbaikan, silahkan klik comments dibawah. Syukron katsiron.

Tags